Pagi yang biasanya tenang di deretan los sayur berubah riuh ketika kabar tentang Darto beredar mulut ke mulut. Pedagang dorongan kue pancong itu disebut baru saja menerima payout belasan juta dari Sweet Bonanza melalui ponsel di tangannya. Sontak, rasa ingin tahu pembeli meledak dan arus orang bergeser menuju satu titik.
Info beredar cepat dari gerobak ke warung kopi, dari kasir ke antrean telur. Beberapa pengunjung mengangkat kamera, merekam suasana, dan menanyai Darto yang masih sibuk memanggang adonan. Nama permainan itu kembali terdengar di lorong pasar, menempel pada cerita yang menyala-nyala di pagi hari.
Menurut pengurus lapak, arus pembeli menebal sejak matahari baru meninggi. Darto tetap melayani pesanan, sementara notifikasi ponselnya terus berbunyi dengan ucapan selamat dari kerabat. Ia disebut menunjukkan riwayat transaksi di layar, memperlihatkan nominal yang membuat banyak orang terperangah.
Kabar itu memantik perbincangan tentang bagaimana kisah rezeki bisa datang di saat tak terduga. Warga pasar menyebut Darto bukan tipe yang banyak bicara; ia lebih sering menunduk, menghadap bara, dan memastikan kue matang merata. Justru karena itulah, cerita pagi ini terasa kontras dengan rutinitasnya.
Aroma kelapa parut dan gula yang karam di permukaan membuat antrean kian panjang. Banyak pelanggan menambah pesanan karena ingin ikut merasakan momen langka ketika sebuah lapak kaki lima jadi pusat perhatian. Pedagang tetangga ikut kecipratan berkah, dari penjual minuman dingin sampai penyedia plastik kemasan.
Di sela hiruk pikuk, Darto menjaga ritme kerja. Adonan dituang, loyang bergantian, dan uang tunai maupun pembayaran digital mengalir di meja kayu kecil. Beberapa pengunjung mengaku penasaran pada cerita di balik layar, sementara yang lain sekadar menikmati kue yang renyah di sisi dan lembut di tengah.
Bagi banyak orang, Sweet Bonanza identik dengan nuansa warna-warni dan simbol permen di layar ponsel. Darto diceritakan menjalankan sesi permainan singkat di sela waktu kosong, lalu saldo di akunnya melonjak dan terkonfirmasi payout. Percakapan di pasar pagi itu menyorot betapa cepatnya kabar beredar ketika ada angka besar yang menyertai.
Sejumlah tangkapan layar yang beredar di grup pesan memperlihatkan nominal belasan juta, meski keaslian materi digital semacam itu kerap sulit diverifikasi tanpa akses langsung. Warga yang berkumpul memilih melihatnya sebagai cerita keberuntungan di hari kerja. Nama Sweet Bonanza pun kembali mengudara, menggeser topik obrolan dari harga cabai ke fenomena baru.
Di luar euforia, beberapa orang mengingatkan pentingnya kendali diri saat berurusan dengan hiburan digital yang melibatkan uang. Mereka menekankan perlunya keputusan yang sadar risiko, tidak terburu oleh keramaian. Cerita Darto menjadi bahan refleksi, bukan sekadar sensasi linimasa.
Kisah pagi ini merangkum tiga hal: daya tarik cerita besar di ruang publik, pengaruh ponsel dalam membentuk arus kabar, dan dorongan ekonomi kecil yang tercipta ketika satu lapak tiba-tiba viral. Lapak kue pancong ramai, pedagang tetangga ikut hidup, dan pasar tradisional mendapatkan sorotan yang jarang muncul.
Bagi pelaku usaha mikro, momen semacam ini mengajarkan cara memanfaatkan perhatian secara terukur. Pelayanan tetap rapi, stok terjaga, dan komunikasi ke pelanggan dibuat sederhana. Sementara itu, penyebutan Sweet Bonanza di tengah kerumunan menjadi pengingat bahwa setiap cerita digital butuh kebijaksanaan dalam menanggapinya; antusiasme boleh, namun langkah tetap hati-hati.